Sudah menjadi rahasia umum kalau kebanyakan pembaca Harian Umum Kompas terdiri dari kalangan menengah ke atas. Yaitu kalangan yang memiliki kadar pendapatan lebih dari cukup, serta memiliki tingkat intelektual di atas menengah ke bawah. Ya, minimal dari kalangan mahasiswa sampai pengusaha kaya yang suka membaca KOMPAS.
Tapi apa jadinya ketika Kompas membuka portal berita online ? apakah ia masih menggantungkan standarnya pada kaum yang memiliki tingkat inteletual yang tinggi ? Ternyata tidak.
Menurut Redaktur kompas.com Pepih Nugraha, kompas.com telah menyesuaikan standar isi beritanya dengan karakteristik pembaca di media online yang lebih heterogen. Dimana di media online, berita itu bisa diakses gratis dan siapa pun bisa membacanya. Baik itu ia si kaya, si miskin, si tua, si muda, si pintar, si cerdas dan sebagainya.
Menurut Pepih, Kompas cetak yang bergaya lebih resmi sedangkan kompas.com lebih informal. Selain itu, Kompas cetak bahasanya juga cenderung menggambarkan satu kesan intelektual yang tinggi. Sedangkan di kompas.com cukup smart saja.
Di sisi lain, berita di kompas.com cenderung lebih lugas ketimbang berita di cetak yang terkesan melipir, tidak langsung pada inti masalah. Hal lain yang membedakan diantara keduanya adalah di kompas.com itu lebih banyak muatan infotaimentnya, sedangkan di cetak itu tidak ada space untuk infotaiment yang membahas masalah pribadi artis.
Dan yang terakhir, berita yang ada di Kompas cetak adalah berita penting. Dimana hal itu menjelaskan bahwa Kompas itu adalah media serius. Sedangkan di kompas.com berita yang dimuat itu tidak hanya yang penting, tapi juga menarik, atau terkesan lebih seperti media populer. Maka jangan heran kalau kita bisa menemukan berita-berita yang nyeleneh tapi menarik di kompas.com, namun kita tidak bisa menemukannya di cetak.
Tapi apa jadinya ketika Kompas membuka portal berita online ? apakah ia masih menggantungkan standarnya pada kaum yang memiliki tingkat inteletual yang tinggi ? Ternyata tidak.
Menurut Redaktur kompas.com Pepih Nugraha, kompas.com telah menyesuaikan standar isi beritanya dengan karakteristik pembaca di media online yang lebih heterogen. Dimana di media online, berita itu bisa diakses gratis dan siapa pun bisa membacanya. Baik itu ia si kaya, si miskin, si tua, si muda, si pintar, si cerdas dan sebagainya.
Menurut Pepih, Kompas cetak yang bergaya lebih resmi sedangkan kompas.com lebih informal. Selain itu, Kompas cetak bahasanya juga cenderung menggambarkan satu kesan intelektual yang tinggi. Sedangkan di kompas.com cukup smart saja.
Di sisi lain, berita di kompas.com cenderung lebih lugas ketimbang berita di cetak yang terkesan melipir, tidak langsung pada inti masalah. Hal lain yang membedakan diantara keduanya adalah di kompas.com itu lebih banyak muatan infotaimentnya, sedangkan di cetak itu tidak ada space untuk infotaiment yang membahas masalah pribadi artis.
Dan yang terakhir, berita yang ada di Kompas cetak adalah berita penting. Dimana hal itu menjelaskan bahwa Kompas itu adalah media serius. Sedangkan di kompas.com berita yang dimuat itu tidak hanya yang penting, tapi juga menarik, atau terkesan lebih seperti media populer. Maka jangan heran kalau kita bisa menemukan berita-berita yang nyeleneh tapi menarik di kompas.com, namun kita tidak bisa menemukannya di cetak.